ivaa-online.org

Tertib Suratmo

Tertib Suratmo adalah teaterawan kelahiran Klaten, 9 Maret 1940. Sebelum menekuni teater, Tertib Suratmo menyukai seni rupa. Karenanya setelah tamat dari Sekolah Guru Gambar dan Pekerjaan Tangan (SGGP) Yogyakarta, ia melanjutkan studi di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Selain seni rupa, ia pernah belajar wayang kepada Harjosuwito ayahnya yang merupakan seniman ketoprak, wayang wong, dan ahli pembuat properti.

Ketika masih sekolah di SGGP, Suratmo diajak oleh Roni Bahnansyah untuk bergabung ke Bengkel Teater. Bergabung dengan Bengkel Teater yang waktu itu sudah beranggotakan orang-orang hebat, semisal: Arifin C noer, Puru Wijaya, Chaerul Umam dll. Di dalam organisasi tersebut, Suratmo melakukan latihan dasar dalam teater dengan tekun. Meski ia sudah berlatih tekun, namun Rendra selaku pendiri bengkel teater tidak pernah bertanya, menyapa, atau menegurnya. Padahal Suratmo sudah tiga bulan bergabung.

Sekalipun masih di uji loyalitasnya oleh Rendra, Tertib Sukamto tidak pernah pupus untuk menekuni bidang seni teater. Ia banyak terlibat dalam pembuatan teater bengkel dengan judul : Mencari Keadilan, Hamlet, Machbet, Menunggu Godot, Oedipus Rex, Mini Kata, Dunia Azwar, Lysistrata, Kasidah Barzanji. Pada tahun 1975, Tertib Suratmo keluar dari Bengkel Teater. Setahun kemudian ia mendirikan teater Dipo (embrio Teater Dinasti) bukan sekedar sebagai pemeran pembantu, namun sebagai aktor utama, antara lain: Kelahiran teater Dipo); Dinasti Mataram, Jenderal Mas Galak, Mas Dukun, Geger Wong Ngoyak Macan. Di waktu senjanya, Tertib Suratmo mengisi waktu luangnya untuk membuat wayang dari kertas marga. Melalui wayang-wayang kertas marga karyanya, ia yang pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 1999 itu dapat mengantongi uang. 

Bukan hanya seni teater yang menjadikan Tertib Sumarto diakui sebagai seniman, wayang-wayang kertas marga karyanya pula turut mengukuhkannya sebagai seniman multitalenta. Wayang-wayang tersebut pernah dipamerkan di Bentara Budaya Surakarta pada tahun 2015. Berkat pameran, karya Suratmo dibeli oleh orang-orang Kanada, Ceko, dan Amerika Serikat.